pop ice

pop ice

Kamis, 31 Desember 2009

kewirausahaan

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah

Manusia dalam aktifitasnya, kebiasaannya memiliki semangat untuk mengerjakan sesuatu asalkan dapat menghasilkan sesuatu yang dianggap oleh dirinya memiliki suatu nilai yang berharga, rasa tenteram, rasa aman, dsb. Untuk meningkatkan pendapatan keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha-usaha kecil (menengah) yang bersifat agresif, kreatif,penuh perhitungan dan berorientasi pasar. Usaha kecil menengah dalam pengembangannya diperlukan studi kelayakan proyek walau dalam skala kecil dan sederhana, hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang ternyata tidak menguntungkan (Suad Hasan, Suwarsono Muhammad, “ Studi Kelayakan Proyek “, UPP AMP YKPN). Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja / terkena PHK.

Untuk itu, bagi pengusaha yang baru memulai usahanya (new starter) perluinformasi mengenai pasar sasaran, kemungkinan-kemungkinan mengenai pembiayaan / financing dan kelayakan dari rencana kita. Bagi perusahaan yang sudah berjalan dan memerlukan pengembangan usaha perlu melihat kembali kondisi objektif perusahaan untuk dirancang perbaikannya di masa yang akan datang.

Dianjurkan bagi pengusaha baru untuk menyusun rencana secara singkat yang meliputi point-point sbb :

1. Informasi personal

2. Deskripsi dari rencana

3. Pendekatan pemasaran

4. Investasi dan financing

5. Anggaran operasinya

6. Spesifikasi dari privat account

7. Liquidity prognosur

Dalam peranannya, laju perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bergantung pada banyaknya SDA, modal dan teknologi serta tingginya keterampilan pekerja yang dimiliki, tetapi juga tergantung pada memadainya jumlah wirausaha dan calon wirausaha.

Dengan demikian tujuan dari pengembangan proyek itu sendiri ada 2 yaitu, dari aspek ekonomi dan dari aspek social. Aspek ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan, sementara aspek social adalah untuk membantu masyarakat dalam mengatasi pengangguran.

1.2 Studi Kelayakan Proyek

Dari tinjauan langsung, diketahui bahwa usaha “Pop ice” didepan pasar gunung sari ternyata cukup terkenal di Cirebon, terutama di kalangan para pelajar. Selain peminatnya banyak, tempatnya juga sangat strategis yaitu di tengah kota dan banyak dilewati angkutan umum. Pop ice gunung sari, selain harganya murah, kualitas dan tampilannya menarik.

Pedagang pop ice di gunung sari lebih diminati dari pedagang pop ice yang lainnya, karena kejunya yang banyak sehingga banyak para pelajar yang menyukainya. Dibanding pop ice lain, pop ice gunung sari menjadi pilihan utama karena dari sisi harga dan kualitasnya sudah pasti menang.

Keuntungan yang akan diperoleh per gelas dimana factor biaya dihitung sbb:

1. Harga pop ice sachet : Rp. 700,- /gelas

2. penghias (keju,ceres,susu,dsb) : Rp. 1500,- /gelas

3. tenaga kerja : Rp. 300,- /gelas

Total biaya : Rp. 2500,- /gelas

Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual Rp. 3500,- dikurangi total biaya sebesar Rp. 2500,- , dengan demikian didapat Rp. 1000,- /gelas. Dengan demikian Ekspetasi Return on Equity yang akan diperoleh adalah sebesar 40% dihitung dari perbandingan keuntungan dan modal yang dikeluarkan.

1.3 Usulan Proyek

Dari studi kelayakan proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi Return on Equity diharapkan adalah 40% maka kiranya usaha pop ice ini layak untuk dipertimbangkan.

Faktor penunjang lainnya yang mendukung usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku dari pabrik yang memproduksi pop ice (sachet) yang menyuplai ke usaha ini, sehingga kelangsungan usaha ini akan terjamin.

Usaha ini pun tidak membututuhkan teknik/resep yang sulit. Membuatnya juga sangat mudah, sehingga dapat dipertimbangkan untuk mewujudkan proyek/usaha ini.

Bab II

Pengembangan Produk

2.1 Konsep Produk

Seperti telah diketahui bersama, ada berbagai jenis rasa pop ice diantaranya adalah pop ice rasa coklat, strawberry, capucino, avocado dan masih banyak lagi rasa lainnya. Sedangkan pop ice yang akan dipasarkan adalah pop ice dengan tampilan yang special. Hal ini mengingat animo para pelajar yang sangat besar pada pop ice dengan menu yang special.

Konsep produk yang kami tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang telah memasarkannya terlebih dahulu. Dengan rasa yang khas, manis gulanya yang alami,dan tambahan garnis seperti keju, choco cips, ceres dan susunya yang nikmat, membuatnya terkesan menarik. Apabila membeli pop ice ini maka dapat dikatakan pop ice produk kami adalah produk mutu dari produk sejenis yang ada di pasar.

2.2 Pengembangan Produk

Pengembangan kedepan untuk usaha pop ice ini agak sulit mengingat bahwa usaha pop ice ini sangat mudah, tidak diperlukan modal yang besar, cara membuatnya pun sangat mudah, sehingga usaha ini sangat muah sekali ditiru. Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah dengan cara penyajian ataupun dengan memilih tempat yang strategis untuk berjualan.

2.3 Uji Produk

Setelah kami mampu membuat pop ice dengan menu dan tampilan yang berbeda, maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji coba ini meliputi rasa, kenikmatannya, dan tidak lupa juga kehigienisannya. Diperlukan minimal 5 orang yang berbeda dari tingkat umur, pekerjaan, tingkat pendidikan serta jenis kelamin. Dengan demikian kita dapat mengukur kira-kira produk seperti apa yang konsumen inginkan.

2.4 Persiapan Produksi

Setelah kita mengetahui keinginan konsumen seperti apa, maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan produksi meliputi beberapa aspek, yang paling utama adalah persiapan sumber daya manusia, bahan baku utama, bahan baku tambahan,alat pengelola, tempat produksi serta yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan. Usaha ini tidak hanya dikerjakan secara manual, tetapi dengan bantuan mesin juga yaitu blender. Ketersediaan bahan baku utama yaitu pop ice sachet mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan produksi akan terjaga dengan tersedianya stock yang cukup. Mengenai bahan tambahan berupa keju, ceres, choco cips, susu dan lain sebagainya juga harus terjaga ketersediaannya. Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari usaha pop ice, sumber ini dapat diperoleh dari simpanan pribadi. Mengingat jumlah dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari pribadi yang diperlukan dengan perkiraan omset per hari Rp. 280.000,- adalah Rp. 2.400.000,-.

Bab III

Positioning Produk

3.1 Segmentasi Targeting dan Positioning Produk

Segmentasi produk adalah proses menempatkan konsumen ke dalam pasar yang heterogen yang memiliki kesamaan kebutuhan/kesamaan karakter sehingga customer/pembeli memiliki tanggapan yang hamper sama dengan strategi perusahaan.

Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah geografi, demografi, psikografi dan behavior(tingkah laku). Untuk usaha pop ice ini akan mengambil segmen pasar variable psikografi dimana segmen kelas social menengah kebawah adalah menjadi segmen usaha pop ice.

Dalam hal positioning produk pop ice ini diposisikan sebagai pop ice yang rasanya sama dengan pop ice yang sudah terkenal, namun rasanya lebih berbeda, dan harganya terjangkau oleh masyarakat menengah kebawah.

3.2 Uji Studi Positioning Produk

Dalam melakukan uji studi positioning produk, kita harus melihat apakah setelah meluncurkan/mengeluarkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen/pembeli, apakah kita dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan permintaan konsumen serta apakah kita memiliki nilai tambah dari produk yang kita keluarkan/hasilkan.

Sebagai penjual, kita juga harus menanyakan kepada konsumen apakah produk yang kita jual berbeda dari produk pesaing, misalnya dari segi rasa, harga, kemasan, cara pelayanan, cara penyajian dsb.

Dengan uji studi positioning ini kita mempunyai bayangan tentang produk yang kita jual dari opini konsumen/pembeli.

Bab IV

Marketing Mix

4.1 Penentuan Harga

Setelah menentukan positioning produk, maka sebagai penjual kita harus menentukan harga produk yang kita jual. Dalam penjualan pop ice ini dimana target konsumen yang ditetapkan adalah menengah kebawah, jadi untuk menentukan harga kita harus betul-betul melihat dan mempertimbangkan segalanya supaya harga yang kita tetapkan bisa diminati dan diterima oleh konsumen, tetapi dalam menentukan harga kita juga harus bisa mendapatkan keuntungan/laba dari hasil penjualan pop ice tersebut.

4.2 Penentuan Produk/Merek

Penentuan merek produk dapoat dilakukan berdasarkan nama penjual atau nama generic dari produk tersebut, misalnya produk makanan lebih memilih nama generic dari produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Misalnya empal gentong mang darma, seafood H.Moel,dsb. Label tsb. Sebenarnya justru menjadi penguat citra dari produk makanan tersebut.

Dengan demikian, dalam membuat usaha pop ice ini kita tidak boleh memberi nama pop ice begitu saja, namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi factor pembeda dari produk lain yang sejenis. Nama untuk pop ice juga dapat diberikan semisal asal resep, nama pembuatnya, atau mungkin nama jalan dimana usaha ini berdiri.

4.3 Promosi

Dalam melakukan promosi dapat ditempuh dengan bebagai cara, namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu: Above The Line(ATL) dan Below The Line(BTL). Promosi Above The Line(ATL) adalah promosi yang menggunakan media cetak dan media elektronik dalam hal semisal iklan di TV, radio, Koran/majalah. Sementara itu iklan Below The Line adalah sponsorship di dalam event-event tertentu, direct mail, demo memasak dsb. Untuk produk pop ice gunung sari ini yang tepat sebenarnya adalah promosi menggunakan media cetak (spanduk dan selebaran) yang langsung dibagikan ke konsumen karena diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain.

4.4 Distribusi/Tempat Penjualan

Tempat penjualan usaha pop ice ini hendaknya dipilih tempat yang benar-benar strategis dengan traffic yang padat dan jumlah populasi orang disekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang sesuai / tepat akan menimbulkan efek buying signal, pembeli/konsumen yang tadinya belum tau keberadaan atau mutu dari produk kita akan tau, dengan demikian factor manusia yang biasanya suka mencoba-coba hal-hal baru bisa timbul. Distribusi juga dapat didukung dengan tempat yang menarik missal dengan tulisan yang mengundang perhatian konsumen.

Bab V

Uji Pemasaran

5.1 Strategi Penjualan

Dalam hal strategi penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan masalah distribusi, penyajian dan tempat penjualan. Pemasaran produk dengan skala kecil dapat dilakukan dengan penjualan secara langsung tanpa perantara.

Produk yang kita jual adalah minuman, jadi kita harus menyiasati dengan berjualan di dekat usaha makanan, hal ini selain menguntungkan bagi kita juga akan menguntungkan bagi penjual makanan tersebut.

5.2 Studi Hasil Penjualan

Untuk melihat hasil penjualan produk yang kita jual apakah sukses/gagal hendaknya kita memasang target penjualan. Ini bisa ditentukan tiap hari, tiap minggu dan tiap bulan. Selain itu juga kita bisa melihat angka presentase dari hasil penjualan. Namun biasanya pada tahap awal penjualan, produk yang kita jual masih relative sedikit sehingga nilai jualnya pun sedikit karena belum banyak konsumen yang tau produk yang kita jual, maka dalam memasang target jangan terlalu optimis.

Penutup

Tidak semua pemilik bisnis kecil adalah seorang wirausaha. Hanya mereka yang merancang tumbuh dan meluasnya usaha dapat dianggap sebagai wirausaha. Dia tidak hanya dapat dimotivasi oleh keuntungan saja, tetapi utamanya didorong oleh suatu tujuan pertumbuhan dan perluasan usaha yang dimiliki. Ambisi untuk menumbuhkan dan memperluas usaha berasal dari kegiatan kewirausahaannya.

Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain, karena dalam peranannya laju perkembangan dan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bergantung pada banyaknya SDA, modal dan teknologi serta tingginya keterampilan, tetapi juga tergantung pada memadainya jumlah wirausaha, calon wirausaha dan juga ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.

Perhitungan-perhitungan yang matangselayaknya dilakukan pada awal-awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan di awal maka yang terjadi adalah efek berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama-kelamaan akan tersedot habis.

Untuk itu sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih dulu sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang. Dengan demikian kita terhindar dari resiko yang lebih besar.


DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Audi Priyadi Dimas. “Modul Kewirausahaan” 2009. Jakarta : Kalangan Sendiri